Minggu, 31 Maret 2013
Video Perkembangan Katak
Setelah memahami berbagai tahapan perkembangan embriologi pada katak, ada baiknya kita menonton video yang satu ini untuk memantapkan pemahaman kita. Check this out!
Kamis, 28 Maret 2013
Teratologi pada Katak (Amphibia)
Teratologi merupakan salah satu
dari cabang embriologi yang khusus mengenai pertumbuhan struktur abnormal yang
luar biasa.
Kejadian kelainan bentuk karena beberapa hal diantaranya:
Kejadian kelainan bentuk karena beberapa hal diantaranya:
1. Gangguan pertumbuhan
ditengah jalan
2.
Terhentinya pertumbuhan di tengah jalan
3.
Kelebihan pertumbuhan
4. Salah
arah diferensiasi
Beberapa jenis anomali, yaitu:
Katak (Lahir Sampai Dewasa)
Gambar 1. Metamorfosis pada Katak
Katak selayaknya
makhluk hidup lain mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pada katak dan
beberapa makhluk hidup lainnya, perkembangan katak sejak telur hingga menjadi
katak dewasa diketahui sebagai tahapan metamorfosis. Berikut adalah
tahapan-tahapan tersebut.
1. Tahap telur
Telur katak ditutupi
dengan kapsul yang bertekstur mirip agar-agar yang mengembang saat menyentuh
air. Pengembangan ini membuat volumenya membesar dan embrio di dalamnya
terlindungi. Telur-telur ini bertumpuk dalam satu tumpukan agar kelangsungan
hidup lebih terjaga dan panas di dalamnya juga lebih dapat bertahan. Akibatnya
kecebong dapat menetas dalam waktu singkat. Banyak katak dan kodok memakai
danau atau sungai yang mengering di masa tertentu, karena hal ini mencegah
hewan datang memakan telur dan kecebong mereka.
Gambar 2. Telur Katak |
2. Tahap Kecebong
Kecebong memiliki kepala besar dan tegak. Ada
insangnya dan mulut yang terbuka untuk makan. Insang luar muncul tiga hari
setelah kecebong keluar dari telur.
Gambar 3. Kecebong pada usia 10 hari |
3. Tahap kecebong lanjutan
(4 minggu)
Insang luarnya
tertutup kulit tubuh dan digantikan oleh insang dalam. Mereka memakan ganggang.
Kaki belakang muncul.
4. Perubahan kedua (6
minggu)
Mulai terlihat seperti
kodok kecil dengan ekor panjang. Mereka berenang di tepi sungai secara
berkelompok. Ekor ini kemudian memendek dan mulai berbentuk seperti bumerang.
5. Perubahan lanjutan kedua
(9 minggu)
Sejenis jaringan
terbentuk dan membagi atrium jantung. Akibatnya jantungnya kini memiliki tiga
ruangan, yang membantu aliran darah antara jantung dan paru-paru.
6. Perubahan lanjutan
ketiga (16 minggu)
Kecebong telah
memiliki kaki belakang yang kuat. Matanya juga telah menonjol. Ekornya sangat
pendek.
Kira-kira beginilah fase metamorfosis yang dialami katak
Sumber Gambar
Gambar 1: http://xsact.blogspot.com/2012/09/metamorfosis-dan-metagenesis.html
Gambar 2: http://ente.blogdetik.com/2012/05/01/kodok-dan-katak/
Gambar 3: http://ente.blogdetik.com/2012/05/01/kodok-dan-katak/
Sumber Referensi
http://www.faktailmiah.com/2010/08/14/metamorfosis.html
Organogenesis pada Katak
Organogenesis adalah proses pembentukan
organ-organ tubuh dari tiga lapisan-lapisan lembaga yang dihasilkan dari proses
Grastulasi yaitu lapisan ectoderm sebelah luar, endoderm disebelah dalam, dan
mesoderm ditengah. Organogenesis atau Morphogenesis adalah gabungan dua periode
yaitu:
1. Periode antara
Terjadi transformasi dan differnsiasi bagian tubuh embrio
dari bentuk primitive (bembrio) menjadi definitive (fetus). Pada periode ini
embrio akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu species.
2. Periode Akhir
Penyelesaian
bentuk definitive sehingga menjadi ciri sesuatu individu. Pada periode ini
embrio mengalami pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan Psikis)
serta roman wajah yang khusus bagi setiap individu.
Proses
yang terjadi pada Organogenesis melalui tahapan transformasi dan differensiasi embryo
primitive yaitu:
1. Extensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung
yang terbentuk pada tabulasi.
2. Evaginasi dan invaginasi daerah tertentu
setiap bumbung
3. Pertumbuhan yang tak merata pada
berbagai daerah bumbung
4. Perpindahan sel-sel dari satu bumbung
ke bumbung lain atau kerongga antara bumbung-bumbung.
5. Pertumbuhan alat yang terdiri dari
berbagai macam jaringan, yang berasal dari berbagai bumbung.
6. Pengorganisasian alat-alat menjadi
sistem: Sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem urogenitalia dll.
7. Penyelesaian bentuk luar (morfologi,
roman) embryo secara terperinci, halus, dan Individual.
NO.
|
Lapisan
|
Bumbung
|
Organ
|
1.
|
Ektoderm
|
Bumbung epidermis
|
Lapisan
epidermis kulit dan derivatnya (kuku, sisik, bulu, tanduk,cula,taji),
Kelenjar kulit,lensa mata, alat telinga dalam, indra pembau, dan indra raba.
Stomodeum menumbuhkan mulut dan derivatnya (gigi), kelenjar ludah, indra
pengecap.
|
Bumbung neural
|
Otak, sum-sum tulang belakang,
bagian persarafan indra (mata, telinga, hidung, dan raba), Chromatophore
kulit, alat-alat tubuh yang berpigment.
|
||
2.
|
Mesoderm
|
Bumbung mesoderm
|
Jaringan pengikat dan penunjang, jaringan
otot, Gonad dan saluran kelanjar-kelanjar, ginjal dan ureter, lapisan rongga
tubuh dan selaput-selaput (pleura, pericardium, peritoneum, msentrium),
jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati,pancreas, dan kelenjar buntu.
Lapisan dentin,cementum, dan periodontium gigi,bersama pulpanya.
|
3.
|
Endoderm
|
Bumbung endoderm
|
Lapisan epitel seluruh pencernaan
dari faring sampai rectum, kelenjar-kelenjar pencernaan, hepar, pancreas,
serta kelenjar lender yang mengandung enzim dalam esophagus, gaster, dan intestinum.Lapisan
epitel paru atau insang. Cloaca yang menjadi muara ketiga saluran(ureter,
rectum, dan ductus genitalis). Lapisan epitel vagina, vesica urinaria, dan
kelenjar-kelenjarnya.
|
Organogenesis Katak
Organogenesis
katak sendiri terjadi dimulai dari setelah selesainya proses grastulasi yang
menghasilkan ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Setelah itu lapisan-lapisan
tersebut mengalami differensiasi atau dinamakan tahapan neurulasi dimana lapisan
ectoderm akan menebal dan melipat membentuk neural plate yang akan berkembang
menjadi neural crest yang merupakan bakal dari otak dan sum-sum tulang belakang
dan dari lapisan ini juga akan berkembang insang, kuping, alat optic dan
saluran eustachius.
Di waktu yang sama juga terjadi delaminasi khordamesoderm yang menghasilkan pembentukan notokord dan dua lapisan mesoderm dorsal dan lateral. Mesoderm dorsal akan membentuk muskulatur hewan dan jaringan ikat. mesoderm lateral membentuk nefrotom yang kelak akan berkembang menjadi ginjal pronefros dan sistem urogenital. Mesoderm juga berperan sebagai mesenkim yang akan membentuk pembuluh-pembuluh darah dan sistem mesodermal lainya.
Sedangkan endoderm akan membentuk saluran pencernaan yang teridi dari tiga bagian yaitu foregut, midgut, dan hindgut. Foregut akan mengalami perkembangan menjadi mulut dan rongga hidung. Midgut akan menjadi usus halus dan usus buntu sedangkan hindgut akan menjadi colon,rectum, dan kloaka.
Di waktu yang sama juga terjadi delaminasi khordamesoderm yang menghasilkan pembentukan notokord dan dua lapisan mesoderm dorsal dan lateral. Mesoderm dorsal akan membentuk muskulatur hewan dan jaringan ikat. mesoderm lateral membentuk nefrotom yang kelak akan berkembang menjadi ginjal pronefros dan sistem urogenital. Mesoderm juga berperan sebagai mesenkim yang akan membentuk pembuluh-pembuluh darah dan sistem mesodermal lainya.
Sedangkan endoderm akan membentuk saluran pencernaan yang teridi dari tiga bagian yaitu foregut, midgut, dan hindgut. Foregut akan mengalami perkembangan menjadi mulut dan rongga hidung. Midgut akan menjadi usus halus dan usus buntu sedangkan hindgut akan menjadi colon,rectum, dan kloaka.
Itulah tahapan
Organogenesis awal dimana terjadi differensiasi dari ketiga lapisan yang
terbentuk dari proses grastulasi menjadi calon-calon organ dari katak. Untuk
tahapan perkembangan selanjutnya dapat dilihat seperti gambar yang dimulai dari
nomor 16 sampai 22 dibawah ini:
Neurulasi pada Katak
Tahap
ini terjadi setelah gastrulasi. Neurulasi adalah proses penempatan jaringan
yang akan tumbuh menjadi sistem saraf
pusat. Neurulasi sering juga disebut dengan proses awal pembentukan sistem
saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural pusat. Berikut
merupakan tahapan Neurulasi pada katak.
Neurulasi pada amphibia diawali dengan terbentuknya
notocord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas gastrocoel
atau arkenteron.
Gastrulasi pada Katak
Gastrulasi adalah suatu proses yang dinamis, dimana
berlangsung migrasi sel-selatau lapisan sel-sel secara terintegrasi yang
dilakukan melalui berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Seiring dengan
berlangsungnya gastrulasi, juga berlangsung proses differensiasi (Adnan, 2009). Istilah gastrula berasal dari kata gastrum atau gaster yang berhubungan dengan
pencernaan, karena pada tingkat ini terbentuk rongga yang kelak akan menjadi
saluran pencernaan. Rongga pada gastrula disebut gastrocoel atau archenteron.
Amphibia memiliki tipe telur telolesital, yaitu yolk
banyak terhimpun di kutub vegetatif. Pembelahan telur unequal, pembelahan
terjadi secara menyeluruh dari kutub anima ke kutub vegetatif, tetapi blastomer
yang dihasilkan tidak sama besar. Gastrulasi pada katak yang merupakan amphibia ditandai
dengan terbentuknya sobekan yang disebut indentasi di bawah bidang equator. Di sanalah terjadi
proses invaginasi, sehingga terjadi migrasi lapisan sel ke bagian dalam.
Gambar 1: Indentasi pada blastula |
Blastulasi pada Katak
Gambar 1: morula |
Ilustrasi diatas merupakan gambar morula, yang terdiri
dari kurang lebih 70 sel. Setelah mengalami tahap morula, sel-sel akan terus
aktif membelah hingga terbentuk 128 sel, dimana sel telah mempunyai rongga. Sebanyak 128 sel yang telah memiliki rongga
tersebut dinamakan blastula, dan rongganya disebut blastocoel.
Menurut Nieuwkoop, fungsi rongga blastula adalah membatasi interaksi antara bakal ektoderemdan sel-sel endoderem pada cincin marginal yang mengelilingi tepi blastocoel. Amphibia memiliki tipe telur telolesithal, sehingga telur katak akan membentuk blastula tipe coeloblastula berlapis banyak.
Menurut Nieuwkoop, fungsi rongga blastula adalah membatasi interaksi antara bakal ektoderemdan sel-sel endoderem pada cincin marginal yang mengelilingi tepi blastocoel. Amphibia memiliki tipe telur telolesithal, sehingga telur katak akan membentuk blastula tipe coeloblastula berlapis banyak.
Segmentasi dan Morula pada Katak
Gambar 1. pembelahan pertama |
Tipe
trlur katak adalah telolesithal, sehingga pembelahannya adalah total dan tidak
ekual. Blastomer yang dihasilkan tidak sama besar. Setelah telur katak
difertilisasi, maka terbentuklah daerah yang berwarna lebih muda atau kelabu
yang disebut daerah kelabu atau grey crescent yang bentuknya seperti bulan
sabit. hal ini terjadi karena ada pigmen yang terbawa masuk dengan masuknya
sperma, sehingga lapisan pigmen yang berada bertentangan dengan tempat masuknya
sperma akan bergeser ke atas (Machmudin, dkk.: 2011).
Fertilisasi pada Katak
Gambar 1 : katak sedang melakukan pembuahan
Ilustrasi diatas merupakan cara katak melakukan fertilisasi. Telah disinggung sebelumnya, bahwa katak melakukan fertilisasi secara eksternal. nah sebenernya apa fertilisasi itu?
Fertilisasi merupakan peleburan sperma dengan sel telur atau lebih dikenal juga dengan pembuahan. Fertilisasi terdiri dari fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal.
Gametogenesis pada Katak (Amphibia)
Sebelum kita mempelajari mengenai proses gametogenesis, ada baiknya kita memahami lebih dulu organ reproduksi pada katak ^^
Gametogenesis merupakan proses
pembentukan gamet (sel kelamin) yang terdiri dari spermatogenesis dan
oogenesis. Pada amfibia khususnya katak dan kodok.
Gambar 1: Sistem reproduksi pada katak jantan dan betina |
Rabu, 27 Maret 2013
Bagaimana Katak/Kodok Melakukan Reproduksi?
Kodok dan katak, termasuk hewan yang berhasil hidup di daratan. Namun ia tidak dapat bertahan terlalu lama di daratan, oleh sebab itu ia masih memerlukan air sebagai tempat hidupnya.
Katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakan induknya di air, atau di tempat-tempat basah lainnya. Bisanya kodok-kodok dari jenis kodok pegunungan menyimpan telurnya diantara lumut-lumut yang basah. Sementara dari jenis kodok hutan lain menitipkan telurnya diatas punggung kodok si jantan yang lembab, di mana si jantan akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas, bahkan hingga menjadi kodok kecil. Biasanya kodok dalam sekali bertelur akan menghasilkan 5000-20000 telur yang berlangsung sebanyak 3 kali dalam setahun.
Katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakan induknya di air, atau di tempat-tempat basah lainnya. Bisanya kodok-kodok dari jenis kodok pegunungan menyimpan telurnya diantara lumut-lumut yang basah. Sementara dari jenis kodok hutan lain menitipkan telurnya diatas punggung kodok si jantan yang lembab, di mana si jantan akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas, bahkan hingga menjadi kodok kecil. Biasanya kodok dalam sekali bertelur akan menghasilkan 5000-20000 telur yang berlangsung sebanyak 3 kali dalam setahun.
Gambar 1: Katak Epipedobates tricolor yang sedang
melakukan kawin
Katak yang sedang mengeluarkan telurnya
Perkawinan kodok dan katak terjadi pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau menjelang hujan. Pada saat kodok akan melakukan perkawinan, saat itu juga kodok jantan akan berbunyi untuk memanggil betina dari tepian atau perairan. Suara keras kodok dihasilkan dari katung suara yang terletak disekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan.
Biasanya kodok dan katak akan hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas. Makin dingin tempat tersebut maka akan semakin sedikit dijumpai kodok. Hal ini terjadi karena beberap alasan, salah satunya adalah kodok yang berdarah dingin membutuhkan panas untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya (Supriatun. 2012).
Perkawinan kodok dan katak terjadi pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau menjelang hujan. Pada saat kodok akan melakukan perkawinan, saat itu juga kodok jantan akan berbunyi untuk memanggil betina dari tepian atau perairan. Suara keras kodok dihasilkan dari katung suara yang terletak disekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan.
Biasanya kodok dan katak akan hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas. Makin dingin tempat tersebut maka akan semakin sedikit dijumpai kodok. Hal ini terjadi karena beberap alasan, salah satunya adalah kodok yang berdarah dingin membutuhkan panas untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya (Supriatun. 2012).
Gambar 2 : kantung suara pada katak jantan
Sistem reproduksi pada amphibi mengakibatkan pembuahan pada hewan-hewannya terjadi secara seksual artinya penciptaan keturunan terjadi melalui proses peleburan gamet haploid untuk membentuk zigot (telur yang dibuahi) yang diploid. Gamet tersebut dibentuk secara meiosis. Amfibi mengeluarkan gamet ke lingkungan dan bukannya disimpan di dalam salah satu bagian di dalam tubuhnya, oleh karena itu fertilisasi pada katak dan kodok terjadi secara eksternal atau di luar tubuh betina (Campbell:153).
Gambar 3 : Siklus hidup pada katak
Ada hal yang unik yang dapat kita ketahui dari katak. Sebagian spesiesnya, melindungi telurnya dengan cara yang berbeda-beda. ada yang memasukan anaknya kedalam mulut hingga anaknya cukup dewasa kemudian memuntahkannya ke lingkungan, ada yang membiarkan anaknya menempel di punggung bahkan ada spesies yang membawa telurnya di punggungnya kemanapun ia pergi. Salah satu contoh spesies yang membiarkan anaknya menempel dipunggung hingga siap untuk hidup sendiri adalah Epipedobates tricolo. Setelah melakukan fertilisasi, katak jantan menunggu hingga telurnya menetas, dan membiarkan anaknya menempel di punggung hingga ia siap diilepas ke lingkungan.
Gambar 4: Epipedobates tricolor
Sumber Gambar
Gambar 1 & 2: Hickman, Cleveland P. Jr . 2007. Integrated Principels Of Zoology Fourteenth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc
Gambar 3 & 4: Vitt, Laurie J . 2009. Herpetology. China : Elsevier Inc
Sumber Refrensi
Hickman, Cleveland P.
Jr . 2007. Integrated Principels Of Zoology Fourteenth Edition. New York : The
McGraw-Hill Companies, IncVitt, Laurie J . 2009. Herpetology. China : Elsevier Inc
Supriatun, Dian. 2012. Reproduksi Katak. [Online]. Tersedia : http://warungngapakdyan.blogspot.com/2012/04/reproduksi-katak.html. [27 Maret 2013]
Mengenal Katak
Langganan:
Postingan (Atom)